Fakta Adik Bunuh Kakak Kandung Jelang Buka Puasa, Ibunda Histeris Lihat Anak Duel Hingga Tewas

 


ilustrasi tewas.

Keributan antara kakak beradik berujung petaka.


Sang kakak, akhirnya tewas setelah tubuhnya terkena tebasan celurit milik adiknya sendiri.


Insiden pembunuhan ini terjadi di Dusun Oro Timur, Desa Tlontoraja, Kecamatan Pasean, Kabupaten Pamekasan, Madura.


Keduanya duel jelang waktu berbuka puasa hingga berujung maut.


Marsudi (33) tewas ditangan adik kandungnya sendiri yakni pemuda berinisial J (18).


Tubuh Marsudi langsung tersungkur usai terkena sabetan celurit yang dibawa oleh adiknya.


"Saya tebaskan sekali saja," ujar J.


TribunnewsBogor.com merangkum fakta-fakta dibalik keributan yang terjadi antara saudara sekandung ini.


- Pernah Dilempar Triplek


Keributan antara korban dan adiknya J rupanya bukan kali pertama terjadi.


Pada tahun 2019 lalu, pelaku J mengaku pernah dilempar triplek oleh kakak kandungnya yang tak lain adalah korban.


Saat itum, J dilempari tripleks oleh kakaknya hanya gara-gara bernyanyi setelah buka puasa.


Namun, permasalahan tersebut kata J sudah selesai tanpa dendam apa pun.


- Ditonjok Karena Tak Sengaja Ketuk Pintu


Keributan antara J dan kakak kandungnya terulang pada Kamis (16/4/2021) jelang mereka berbuka puasa.


J menceritakan, kejadian bermula saat ia dan ibunya sedang bercanda di rumah menjelang buka puasa.


Saat itu, J tak sengaja mengetuk pintu kamar kakaknya.


Tak disangka, korban tiba-tiba langsung keluar dari kamarnya dan menyambangi J sembari menegur.


Rupanya, korban tak hanya menegur adiknya dengan ucapan.


Namun, bogem mentah kakak pun mendarat di mata kanan J adik kandungnya.


Korban menonjok mata tersangka tepat di bagian sebelah kanan tanpa alasan apapun.


"Waktu itu, kakak saya langsung bangun dan menuju ke arah saya sembari bilang 'mau ngapain kamu ini'," kata Mashudi saat diwawancarai TribunMadura.com di area Kantor Satreskrim Polres Pamekasan, Jumat (16/4/2021) siang.


"Lalu langsung menonjok mata saya sebelah kanan," tambah dia.


- Sakit Hati


J mengaku sakit hati kepada kakak kandungnya.


Awalnya, J mengaku tidak langsung membalas pukulan kakaknya.


Saat itu, ia memilih pergi ke rumah tetangganya mengambil kartu keluarga (KK) milik ibunya.


Tapi, setelah pulang mengambil KK rupanya rasa sakit hati di dada J masih membara.


Saat itu J kalap dan langsung mengambil celurit yang digantung di dinding kamarnya.


Tanpa berpikir panjang, J langsung menebaskan celurit sepanjang 53 cm itu ke bagian tubuh kakaknya yang sedang duduk santai di beranda rumahnya.


"Jadi saya sakit hati. Lalu saya membalasnya dengan cara dibacok pakai celurit," sambungnya.


Ujung celurit yang ditebaskan J megenai dada sebelah kiri kakaknya, tetap menusuk di bagian jantung.


- Ibunda Histeris


Ibu kandung korban dan pelaku hanya bisa histeris melihat kedua putranya berduel hingga berujung maut.


Sang ibu yang melihat langsung anaknya ditebas cerulit langsung berteriak histeris sembari meminta tolong ke warga setempat.


J yang sudah kalap tak mampu menahan amarahnya hingga nekat membacok kakak kandungnya sendiri.


"Usai membacok kakak, saya langsung pergi ke rumah Tante saya yang tidak jauh dari rumah sembari memegang celurit yang masih bersimbah darah," ungkap J.


"Saya pergi ke rumah Tante karena di rumah saya ramai, banyak warga melihat," tambahnya.


Kata J, celurit yang ia tebaskan ke bagian tubuh kakaknya itu, adalah miliknya sendiri.


Tiga bulan lalu celurit itu ia beli melalui online seharga Rp 130 ribu.


Saat itu, J berniat membeli celurit tersebut hanya sebatas untuk pajangan dinding di kamarnya saja.


"Saya sekarang menyesal karena membunuh kakak kandung saya sendiri. Walaupun sebenarnya saya tidak punya salah," sesal J dengan suara sesenggukan.


- Polisi Dalami Motif Pelaku


Kasatreskrim Polres Pamekasan, AKP Adhi Putranto Utomo mengatakan, pembunuhan yang dilakukan pelaku terhadap kakak kandungnya ini ditengarai lantaran sang adik sakit hati dengan perkataan kakaknya.


Atas dasar sakit hati itu, lalu pelaku masuk ke dalam kamarnya mengambil celurit.


Lalu seketika, pelaku langsung menebaskan celurit tersebut ke bagian perut dan dada korban yang saat itu sedang duduk santai di depan teras rumahnya.


"Setelah ditebas, perut korban robek," kata AKP Adhi Putranto Utomo kepada TribunMadura.com (grup surya.co.id), Kamis (16/4/2021).


Seusai menebas sang kakak, pelaku melarikan diri sembari memegang celurit yang berlumuran darah.


Warga setempat, sempat menghadang pelaku agar tidak kabur.


Namun, warga merasa ketakutan, sebab pelaku memegang celurit dan mau membacok warga yang menghadangnya.


"Ya warga sekitar tidak jadi menangkapnya, karena takut dibacok juga oleh pelaku," ujar AKP Adhi.


Menurut AKP Adhi, korban sempat dibawa ke rumah sakit.


Namun, karena kehabisan darah, korban meninggal dunia saat tiba di rumah sakit.


Saat ini, pelaku sudah mendekam di tahanan Mapolres Pamekasan.


Pelaku terancam Pasal 338 KUHP dengan ancaman 15 tahun penjara.


"Motif lebih lanjut terjadinya pembacokan ini masih kami dalami," tutupnya.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel